Berprestasi berkat Xcelbrain? Rasanya bagai mimpi. Saat puteraku terjerat pada keasikan bermain game maka dia pun sulit
untuk melepaskan diri. Game berupa
PlayStation yang kuberikan itu pada awalnya untuk menyemangati dirinya belajar.
Namun kini justru malah membuat masalah
bertambah. Kinara atau yang biasa kupanggil Kiki, puteraku yang waktu itu masih
duduk di bangku SD cenderung tak peduli pada kegiatan lain seperti mandi,
belajar, bermain dengan teman sebayanya, bahkan makan pun juga cepat-cepat
seakan game telah menunggunya. Pantas saja menurut gurunya, makin lama dia
cenderung menarik diri dari lingkungan, kehilangan kendali dan cenderung
gelisah serta sering menganggu di kelas. Meski nilainya masih diatas rata-rata
kelas, namun game ternyata mempengaruhi pembentukan perilakunya. Banyak para
orangtua murid yang mengeluh karena kenakalannya. Adaaa…saja kelakuan Kiki
anakku. Mulai dari berlaku menyerupai karakter dalam game sampai tidak
mempertimbangkan akibat perbuatan agresifnya terhadap teman-temannya. Pernah
dia mengunci salah satu temannya di lemari, menusuk teman dengan pensil,
menendang teman puterinya dan masih banyak kenakalan yang diperbuatnya dalam
kelas yang membuatku malu Gara-gara kenakalannya aku makin jarang menjemputnya
kesekolah. Habis, ibu-ibu pasti menegurku bahkan ada yang sampai memarahiku.
Aku pun memaklumi apa yang mereka
rasakan. Siapa sih yang terima kalau
anaknya tersakiti oleh anak lain?
Kebetulan salah seorang teman merupakan psikolog. Beliau menyarankan
agar Kiki diberikan banyak kegiatan mengingat dia termasuk anak yang superaktif
sehingga energinya bisa tersalurkan secara positif. Selain itu, sebaiknya membuat
kesepakatan bersama puteraku agar memperkecil dampak negative game pada
dirinya. Bersama guru wali kelasnya pun
aku juga makin banyak berkonsultasi mengenai kemajuan perilaku Kiki.
“Bu, maaf yaa kalau Kiki selama ini saya jadikan OB dikelas.” Kata Bu
Ima, guru wali kelasnya suatu kali.
“OB apa itu Bu?” tanyaku
keheranan.
Ibu Ima pun
kemudian tersenyum geli, “OB itu singkatan dari Office Boy, Bu. Sekali lagi maaf
ya Bu, sebelumnya. Saya sering menyuruh Kiki melakukan aktifitas lain selain
belajar di kelas. Maklum Bu, biasanya seusai
mengerjakan tugas, dia pasti menganggu temannya. Supaya tidak usil, saya pun sering menyuruhnya
menghapus papan tulis, fotocopy, membagikan tabungan dan sebagainya.” Bu Ima
pun terlihat agak takut-takut, khawatir aku akan tersinggung. Padahal
penjelasan barusan membuatku lega.
“Ah, tak masalah Bu, justru saya yang harus berterimakasih , Semoga makin
berkurang kenakalannya di dalam kelas sehingga tak ada lagi anak yang jadi
korban keusilannya. Harapanku
mudah-mudahan semakin lama dia makin positif.” Ibu Ima pun mengangguk
mengiyakan dan dia pun tersenyum serta menjanjikan akan lebih memperhatikan perkembangan
Kiki.
Kurasakan
makin lama terjadi peningkatan perilaku yang memang menggembirakan. Meski masih
saja Bu Ima melaporkan Kiki masih cerewet dalam kelas, namun sifat agresifnya tak lagi
muncul.
Kepada Kiki, aku juga membuat
aturan mengenai berapa lama dalam seminggu dia boleh bermain game, kapan waktu
yang tepat dan sanksi apa yang kuberikan padanya bila melanggar kesepakatan.
Kusadari, aku tak boleh terlalu lama membiarkan dirinya tenggelam dalam jeratan
game. Rasa khawatir membuatku merasa harus cepat mengambil tindakan agar tak
terlambat. Mumpung dia masih dalam taraf pertumbuhan. Awalnya Kiki keberatan,
namun ketika kujelaskan efek negative dari bermain game, dia pun dengan
terpaksa menuruti aturanku.
Sebagai gantinya, aku sering menemaninya berenang. Suamiku juga sering mengajaknya lari-lari pagi dan push-up. Ternyata dari melakukan banyak kegiatan olahraga, hubungan kami semakin dekat. Lewat kedekatan itulah Kiki bisa makin positif. Sepertinya olahraga bersinergi memberikan rasa tenang dan kesabaran.
Suatu kali, bu Ima pun mendaftarkannya lomba untuk mewakili sekolah. Terus terang aku merasa kaget dan cemas. Aku takut bila Kiki tak bisa membanggakan nama sekolahnya, namun Bu Ima pun meyakinkanku. “Menang atau kalah itu hal yang biasa, Bu. Yang penting kita memberikan kesempatan pada Kiki untuk meningkatkan kemampuannya.” Melihat semangat bu Ima dan Kiki, aku pun mendukung dengan selalu menemaninya belajar dan mencari bahan-bahan pendukung untuk lombanya. Ngeri juga.. apalagi Kiki langsung dimasukkan dalam dua buah lomba, yaitu Olympiade Sains dan Cerdas Cermat tingkat Kabupaten. Tak dinyana semua lomba tersebut Kiki meraih juara. Pada Olympiade Sains dia meraih juara ke-3 sedangkan Cerdas Cermat Tk Kabupaten meraih juara pertama. Setelah prestasi itu diraih, beruntun prestasi lainnya pun juga disabetnya. Mulai dari lomba menggambar, bahasa Inggris, Matematika serta Sains. Tak kurang dari 50 piala dan piagam penghargaan di berbagai bidang mata pelajaran pun didapatnya.
Prestasi demi prestasi yang dicapai menjadikannya tumbuh menjadi makin
baik dari hari ke hari. Untuk mendukung segala aktifitasnya yang padat, aku selalu memberinya Cerebrovit X-Cel dua
kali sehari untuk memenuhi kebutuhan vitamin, mineral dan nutrisi otaknya. Terbukti, selain mempunyai daya tahan tubuh yang kuat dan tak gampang sakit, konsentrasinya juga bagus.
Kini Kiki telah duduk di bangku SMP kelas 3 dan lulus dengan nilai baik (NEM 34.00), bahkan terdapat nilai sempurna dalam nilai ijasahnya. Melihat perkembangannya kini dan ketika flash-back ke masa ketergantungannya akan game, aku makin besyukur. Kiki terbiasa untuk mendisiplinkan dirinya antara belajar, bermain dan aktifitasnya berolahraga.
Di usianya yang makin dewasa tak pernah lagi kumerasakan keluhan dari para guru pengampunya, bahkan sebaliknya dia mampu membantu teman-teman dan adiknya saat belajar.
Kini Kiki telah duduk di bangku SMP kelas 3 dan lulus dengan nilai baik (NEM 34.00), bahkan terdapat nilai sempurna dalam nilai ijasahnya. Melihat perkembangannya kini dan ketika flash-back ke masa ketergantungannya akan game, aku makin besyukur. Kiki terbiasa untuk mendisiplinkan dirinya antara belajar, bermain dan aktifitasnya berolahraga.
Di usianya yang makin dewasa tak pernah lagi kumerasakan keluhan dari para guru pengampunya, bahkan sebaliknya dia mampu membantu teman-teman dan adiknya saat belajar.
Kusadari bahwa anak ibarat bunga. Kita tak bisa mengubah warna bunga
(karakter seorang anak). Sebagai orangtua, yang bisa kita lakukan adalah menjaga bunga
tersebut agar terhindar dari pengaruh hama (lingkungan yang buruk) serta memberikannya stimulasi agar tumbuh
maksimal (memberikan gizi seimbang plus Cerebrovit X-Cel sebagai supplemen
makanan). Pengaruh Cerebrovit X-Cel
memang sangat mendukung konsentrasi belajarnya. Itu karena kandungan asam folat dan asam L-glutamat bisa merangsang daya ingat Kiki sehingga makin tajam dan tak mudah lupa uraian guru di kelasnya. Kuingat, ketika ujian pun aku tak terlalu khawatir berlebihan dan Kiki pun tak perlu belajar SKS (Sistem Kebut Semalam) seperti anak-anak lain pada umumnya. Itu karena materi yang diajarkan dari hari kehari telah melekat kuat di ingatannya sehingga dia cukup hanya mengulangnya sedikit. Saat ujian pun, waktu belajar hanya 2 jam. Sama seperti dia belajar setiap harinya.
Bahkan berkat kemampuan otaknya dan minum Cerebrovit X-Cel secara rutin, daya kreatifitasnya pun juga makin meningkat. Karena senang dengan aplikasi software, hardware, perangkat komputer dan telepon seluler, seringkali Kiki menolong teman-temannya yang kesulitan. Pernah komputer di kelasnya terserang virus dan komponen komputer terbakar. Kiki pun memberanikan diri untuk memperbaiki sekaligus menginstall-ulang komputer tersebut dan ternyata berhasil.
Bahkan berkat kemampuan otaknya dan minum Cerebrovit X-Cel secara rutin, daya kreatifitasnya pun juga makin meningkat. Karena senang dengan aplikasi software, hardware, perangkat komputer dan telepon seluler, seringkali Kiki menolong teman-temannya yang kesulitan. Pernah komputer di kelasnya terserang virus dan komponen komputer terbakar. Kiki pun memberanikan diri untuk memperbaiki sekaligus menginstall-ulang komputer tersebut dan ternyata berhasil.
Apa pun cita-citanya nanti, sebagai orangtua kami pasti mendukung,
asal itu mampu bermanfaat bagi lingkungan dan dia bisa mempunyai kesempatan untuk bekerja sesuai dengan
passionnya. Bukankah bekerja dengan hati bisa membuat karya seseorang menjadi sangat
sempurna? Aku ingin dia bisa memanfaatkan ilmu sebaik-baiknya.
Puteraku kini telah diterima di SMK Penerbangan AD dengan mudahnya. Syukurlah ketika tes fisik, tes buta warna dan ujian tertulis bisa dilewati dengan lancar. Meski nantinya dia harus indekost, aku mewanti-wanti agar tak lupa minum Cerebrovit X-Cel yang telah memberikan segala kebaikan untuknya. Apalagi masa pertumbuhan tak akan terulang kembali. Sangat disayangkan bukan? Kiki pun berjanji akan terus rajin belajar untuk masa depannya dan tetap melangsungkan kebiasaan minum Cerebrovit X-Cel dua kali sehari.
Puteraku kini telah diterima di SMK Penerbangan AD dengan mudahnya. Syukurlah ketika tes fisik, tes buta warna dan ujian tertulis bisa dilewati dengan lancar. Meski nantinya dia harus indekost, aku mewanti-wanti agar tak lupa minum Cerebrovit X-Cel yang telah memberikan segala kebaikan untuknya. Apalagi masa pertumbuhan tak akan terulang kembali. Sangat disayangkan bukan? Kiki pun berjanji akan terus rajin belajar untuk masa depannya dan tetap melangsungkan kebiasaan minum Cerebrovit X-Cel dua kali sehari.
Cerebrovit X-Cel, suplemen makanan untuk mendukung aktivitas remaja masa kini.
Composition
L-Glutamic Acid | 200 mg |
Vit B1 | 5 mg |
Vit B6 | 2 mg |
Vit B12 | 1,5 mg |
Vit C | 60 mg |
Vit E | 30 mg |
Zn | 15 mg |
Se | 50 mg |
Folic Acid | 150 mg |
Pharmacology
Asam L-Glutamat
Asam L-Glutamat
- membantu sel kimia yang berperan dalam mengantarkan rangsangan dari suatu sel saraf ke sel seraf lainnya sehingga dapat meningkatkan daya tangkap.
- berguna untuk otak di segala usia.
Asam Folat
- bersama vitamin B12 berperan pada proses pembekuan darah.
- bersama Asam L-Glutamat berguna untuk meningkatkan daya ingat dan konsentrasi.
Vitamin B Kompleks
- meningkatkan fungsi sel saraf.
- mencegah anemia.
- meningkatkan nafsu makan pada masa pemulihan penyakit kronis.
Vitamin C
- penting untuk pertumbuhan dan mempertahankan kesehatan tulang, gigi, gusi, pembuluh darah, dan organ tubuh.
- mempercepat masa penyembuhan (berperan pada pembentukan jaringan ikat untuk penyembuhan luka).
- meningkatkan stamina.
Vitamin E
mencegah otak dari radikal bebas.
mencegah otak dari radikal bebas.
Zinc
berperan dalam metabolisme asam nukleat dan sintesa protein.
berperan dalam metabolisme asam nukleat dan sintesa protein.
Selenium
- antioksidan yang dapat menekan efek radikal bebas dan memperbaiki kerusakan sel.
- bersama vitamin C, E, dan Zinc berfungsi sebagai antioksidan.
Dosage
1 – 2 kapsul/hari
1 – 2 kapsul/hari
Bagi yang belum mencoba, sudah saatnya membekali anak dengan Cerebrovit X-Cel agar bisa mengoptimalkan kemampuannya agar mampu meraih prestasi dengan Xcelbrain
Tulisan ini diikutsertakan dalam kontes X-Cel Blog Competition