Siapa sangka, saat
liburan tahun lalu kami sekeluarga mendapat kesempatan liburan ke Hongkong. Rasanya
hampir tak percaya, bisa mendapatkan liburan gratis ke luar negeri. Liburan ke HK (Hongkong) yang kami dapatkan
melalui sebuah undian itu memang membuat kami kegirangan namun juga terbersit
rasa was-was, bagaimana nanti kami disana. Maklum, ini merupakan perjalanan
pertama kali ke luar negeri. Ehhh.. boro-boro ke luar negeri, naik pesawat aja
seumur-umur belum pernah. Aihh… ndeso amat yaa…. Ditambah lagi pihak
penyelenggara hanya mentransfer uang saku dan biaya transport dari kota asal ke
bandara. Maka dari itu kami harus mencari taxi dan paling tidak menginap sehari
di Jakarta. Untunglah ada kerabat yang bisa menampung kami seharian.
Supaya semuanya
berjalan lancar, sebelum berangkat harus
ada persiapan matang. Beberapa hari sebelum berangkat, kuputuskan untuk pergi
ke ACE HARDWARE. Kami yakin bahwa di ACE HARDWARE lah semua bisa didapakan
dengan mudah. Apalagi untuk perlengkapan liburan, banyak sekali diskon produk,
mulai dari trolley bag, sleeping bag, travel blanket, softbag cooler, dan masih
banyak perlengkapan lainnya. Akhirnya pilihan jatuh ke Luggo Trolley Bag warna
Blue yang terlihat kokoh dan mantap. Rencananya, aku tak membawa banyak baju
meski trolleynya besar. Mending sekalian aku berbelanja pakaian di sana. Selain
langsung dipakai juga hemat tempat. Bawaan pun tidak bakal terkena charge over
weight di pesawat. Namun was-was juga, bagaimana anak-anak nanti? Seandainya
mereka muntah, ngompol atau baju mereka basah pasti perlu bawa baju lebih
banyak dong. Akhirnya, semestinya mau bawa sedikit malah jadi banyak juga.
Belum diapers si kecil yang sudah makan tempat. Hadeehhhh……! Beginilah rasanya
berlibur dengan anak kecil. Repot banget!
Keberangkatan dari
Jakarta – Hongkong adalah di pagi hari pukul 10.00 yang diperkirakan sampai
pukul 15.55. Jadi perlu waktu hampir 5 jam untuk sampai ke tujuan. Kami pun
berangkat dari rumah saudara sekitar pukul 7 pagi dengan taxi. Takut kena
macet! Ternyata memang benar kata saudaraku. Jakarta sekarang makin parah saja
macetnya. Beruntung masih ada waktu untuk kami menunggu di Bandara
Soekarno-Hatta. Karena waktu keberangkatan hampir tiba, kami pun memutuskan
untuk check-in. Namun betapa kagetnya ketika petugas bertanya, “Lho, Bapak dan
Ibu ini mau kemana?” Ditanya demikian kami malah jadi tambah bingung. “Lhaa…,
kan tuh tiketnya ke Hongkong, Pak. Memang ada kesalahan tiketnya yaa?” Tanya suamiku.
Petugas itu kemudian menjelaskan, “Bukan masalah tiketnya yang salah, Pak. Tapi
keberadaan Bapak sekeluarga ini yang salah,” Nah.., loh. Tambah bingung kan
jadinya. Sepertinya petugas mengetahui kebingungan kami, kemudian menjelaskan. “Begini,
Pak. Semestinya Bapak dan keluarga bukan berada di Terminal Domestik Pak,
melainkan di Terminal keberangkatan khusus untuk penerbangan Internasional.
Segera saja Bapak dan Ibu menuju ke Terminal 2.” Alamaakkkk… baru tahu ternyata di bandara
Soekarno Hatta punya tempat keberangkatan penerbangan yang berbeda-beda. Oalahhh…!
Hiks.. rasanya mata nih sudah panas karena mau nangis.
“Haduuhhh…, tolong
kami Pak, bagaimana saya menuju Terminal 2?” tanyaku. Suamiku pun kemudian
mengajak kami naik taxi, namun petugas menyarankan agar kami naik ojek saja
karena lebih cepat sampai, berhubung waktunya juga hampir habis. Aduuuhh… Ngojek?
Gak salah ,nih? Mana dandanan sudah super duper keren. Pakai rok mini pula.
Kebayang kalau ngojek, kedua kakiku pun
juga harus “ngangkang” untuk menjaga si kecil yang kupangku. Kulihat, suamiku
pun memanggil tiga buah ojek mengingat bawaan kami yang juga banyak. Salah satu
tukang ojek mengulungkan helm padaku. Kulihat helmnya menjijikkan sekali. Pasti
juga bau, deh. Bayangkan, berapa kepala yang memakainya. Belum keringat yang
bersarang disitu ditambah cuaca panas. Oh My God! “Ah, gak usah dipakai, Pak. Panassss…!”
alasanku menolaknya. Tukang ojek pun tetap memaksa, “Wooo.., gak bisa Bu. Ntar
ketangkep polisi, gimane? Bisa berabe!”
Kulihat suamiku pun mulai melotot seolah tak suka aku banyak alasan.
Yaaaa... Nasiibb deh. Akhirnya aku pun memakainya dengan berat hati. Belum lagi
kulihat pak Ojek yang tersenyum-senyum melihatku ngangkang pake rok mini.
Segera kami menuju
terminal yang dimaksud dan melakukan check-in. Petugas pun kaget karena kami
terlambat. Hampir saja pintu keberangkatan ditutup. Akhirnya kami
tergopoh-gopoh masuk dan menikmati perjalanan ke Hongkong. Aihhh.., akhirnya..
Hampir saja!
15.55, Pesawat landing
dan kami pun sampai di Hongkong International Airport. Masih harus mengantre
juga di bagian imigrasi. Kulihat disini teratur sekali. Berulangkali puteraku
kena tegur petugas karena selalu berusaha keluar antean. Ketika dokumen telah
resmi mendapatkan cap, kami pun melenggang masuk. Tiba-tiba ada petugas
imigrasi wanita yang berteriak-teriak. Karena tak tahu bahasa mereka, aku pun
cuwek saja dan tetap jalan. Ehh, petugas wanita itu pun berlari menghampiriku.
Ternyata, topi yang kupakai harus dilepas dan anak yang kugendong harus dicek
lebih dulu kesehatannya. Oww.. sepertinya mereka khawatir para turis membawa
penyakit menular seperti flu burung kali, yaa?
Hongkong
International Airport demikian luas dan sangat indah. Hampir kami kebingungan
menemukan local guide yang dimaksud karena disana banyak juga guide2 dengan
bendera-bendera sebagai tanda pengenal. Beruntung kami kemudian bertemu dengan
Pak Harry. Local guide yang berasal dari Surabaya ini sudah sangat menguasai
HK. Bersama tim pemenang undian lainnya pun kami kemudian bertemu muka dan
langsung city tour ke Victoria Peak. Bukit dengan ketinggian curam yang
keindahannya kami nikmati dengan menggunakan Tram. Di Victoria Peak ini kita
bisa melihat kota Hongkong secara jelas ke semua penjuru terutama pencakar-pencakar
langitnya yang memang berada di seberang Hongkong Island -Kowloon ataupun yang
berada di Hongkong Island sendiri. Lokasinya sendiri sesuai namanya merupakan
puncak tertinggi dari Hongkong yang berada diatas permukaan laut sekitar 525 m
di Hongkong Island. Disini, kami begitu takjub. Betapa bukit setinggi itu juga
terdapat mall yang besar. Bahkan Madamme Tussaud juga ada disini.
Setelah itu pada
malam harinya kami makan malam di Fung Shing Restaurant. Waaa… , ternyata
makanan di Hongkong memang enak. Semuanya serba seafood. Hampir semua menu yang
disajikan selalu mengandalkan ikan, udang, kerang dan cumi-cumi. Sebenarnya aku
sudah lama memang menghindari seafood karena takut alergiku kumat. Namun karena
lapar, aku lupakan pantangan itu. Ah, ternyata benar saja. Aku mulai merasakan
tak nyaman. Kulitku pun merah-merah bak melepuh, menyusul yang paling parah
yaitu bibirku jadi jontor bak nutty professor gitu. Walah, gawat! Berubah
bentuk, nih. Malunya gak ketulungan. Lapar hilang, bencana datang. “Hadehh,
Mom! Bandel sih makan ikan segala. Tuh lihat bibirmu kayak donal bebek. Mana
obat alergimu?” Tanya suamiku sambil membuka koper yang kubeli dari ACE HARDWARE ketika kami sudah sampai di Hotel. “Huuu..huu..hu… lupa gak bawa obatnya, Pa.”
isakku. Kulihat di kaca Hotel wajahku jadi memalukan begitu. Untungnya Hotel
yang kutempati terhubung dengan mall besar sehingga suamiku dan teman
seperjalanan malah jadi repot malam-malam mencarikan obat alergi.
Beruntung obat
alergi yang dibelinya bisa segera meredakan rasa tak nyamanku dengan cepat
sehingga keesokan harinya pun tak parah-parah amat rasanya meski bibirku agak
sedikir dower. Wah, harus hati-hati banget nih dalam urusan makan kalau tak mau
kembali runyam. Nah, esok harinya, tanggal 27 Juni 2012 kami menuju ke
Disneyland Hongkong. Wahh.. anak-anak sudah tak sabar menantikan event ini
apalagi pas hari Rabu memang ada acara kembang api disana sehingga tour guide
kami pun melepas kami seharian dan dengan dibekali meal coupon untuk makan
siang dan malam di sana. Ternyata Disneyland Hongkong sangat luas dan letak
wahana satu dan lainnya terpencar-pencar. Capek juga. Ditambah panasnya minta
ampun, deh. Boleh dibilang panasnya serupa kota Jakarta, deh. Melihatku selalu ngos-ngos’an
mengendong si kecil dan berlari-lari mengejar anak lelakiku karena takut
hilang, akhirnya ada dia mengambil stroller yang berderet terparkir di sisi
tembok arena hiburan. “Waahhh… , pinter juga pengelolanya yaa.. menyediakan
stroller gratis.” Kataku girang. Kami pun kemudian berjalan-jalan menyusuri
berbagai wahana permainan disana. Tak lama kemudian, ada petugas mendatangi
kami dan menyuruh kami memberikan stroller itu karena belum bayar. Waaahh…
ternyata pake bayar, kami pikir gratisan. He..he..he..
Esoknya perjalanan
pulang. Kebetulan mini bar hotel dinyatakan free of charge. Aseekkk… Sikattt
semuanya! Kupikir bisa buat persediaan camilan dalam perjalanan nanti. Hmm..
namanya juga emak-emak pasti juga mikir ntar siapa tahu anak-anak butuh
camilan. Ngirit juga kan daripada beli di airport harganya pasti mahal. Masalah
tiba ketika kami hendak melakukan proses check-in, teman seperjalanan
mengetahui bawaan kami. Sambil tersenyum dia mengingatkan, “Waa… gak salah nih
bawa minuman segitu banyak?” “Memang kenapa?” tanyaku. Temanku pun menunjuk papan peraturan yang tidak
memperbolehkan cairan lebih dari 100ml masuk ke dalam pesawat kecuali
dimasukkan dalam bagasi pesawat. “Waa.. , terus, gimana dong? Masak harus
kuminum sebanyak ini?” Teman-teman pun pada menertawakanku. Akhirnya mereka pun
membantu menghabiskan minuman yang kubawa daripada nanti dibuang petugas di
bagian pengecekan.
Perjalananku memang
banyak kesalahan, dan dampak dari kesalahan yang terjadi malah membuat kami
banyak pengetahuan sehingga tak mengulang lagi kesalahan yang sama. Pokoknya
setelah pergi ke luar negeri, meski sempat nelangsa di awal keberangkatan tapi
membuat kami tak akan kapok untuk bepergian. Asal ada gratisan lagi.. He..he..he..